Posts tagged ‘Allah SWT’

4 Maret 2020

TIDAK USAH SHOLAT !!!


Sholat dalam eksistensi syariat adalah bentuk penghambaan hamba Allah kepada Khalid-Nya sebagai perwujudan atas segala rasa syukur yang diberikan kepadanya, selain itu sebagai bentuk kewajiban yang diberikan kepadanya oleh Allah SWT sebagai hamba yang bertakwa.

Sholat bila di kaji ke hakikatnya adalah bentuk gerakan yang semua gerakannya di ambil dari proses awal penciptaan manusia. Manusia diciptakan terdiri dari 13 unsur kehidupan berupa:

  1. 4 unsur dari bapak terdiri dari bulu roma, kulit, tulang dan sum-sum,
  2. 4 unsur dari ibu berupa jantung, paru-paru, limpa dan empedu
  3. 4 unsur dari Allah berupa tanah, api, air dan udara, dan
  4. 1 unsur berupa rahasia Allah yakni Qalbu.

Sholat terdiri dari berbagai gerakan mulai dari berdiri mengangkat takbir hingga di akhiri dengan salam. Semua gerakan sholat itu bila dirunut mempunyai 13 gerakan yakni:

  1. Berdiri sempurna menghadap kiblat,
  2. Rukuk
  3. Berdiri sempurna
  4. Sujud
  5. Duduk
  6. Sujud lagi
  7. Berdiri sempurna
  8. Rukuk
  9. Berdiri sempurna
  10. Sujud
  11. Duduk
  12. Sujud lagi
  13. Duduk untuk salam.

Ketiga belas gerakan sholat di rangkum jadi 4 gerakan yaitu berdiri sempurna, rukuk, sujud dan duduk, semua gerakan sholat tersebut di ambil dari proses 4 unsur penciptaan dari Allah yakni api untuk berdiri sempurna, rukuk perwujudan dari udara, sujud  unsur penciptaan dari tanah, terakhir duduk manifestasi unsur penciptaan dari air.

Dalam kesimpulannya menunaikan ibadah sholat bukti dari rasa syukur hamba Allah kepada pencipta-Nya atas kesempurnaan bentuk tubuhnya yang begitu indah dalam ciptaan.

Jadi jangan heran kebanyakan orang yang ber pemahaman “khusus” menganggap tidak perlu lagi sholat karena sholat itu gerakannya sudah ada pada diri kita. BABO Bahaya Bos pemahamannya !!!

Sumber gambar http://www.google.com

29 Oktober 2010

Jangan Salahkan Dosamu



Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
“Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil.
Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.

Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah (Surah (33) Al-Ahzab ayat: 17 )

Allahumma arinal haqqo haqqo…warzuqni tibaah wa arinal batila…batila warzukna tinabah.

Jadi tergantung pada diri kita masing-masing apakah mau jadi orang baik atau mau jadi orang yang buruk. Jangan mempersalahkan nasib atau siapa pun jika telah berbuat banyak dosa selama ini. Diri sendiri yang menggiring ke perbuatan dosa, Allah hanya memudahkan jalan untuk melakukan perbuatan tersebut.